Kenapa kita masih bisa tidur dengan nyenyak?. Sedangkan tetangga kita masih ada yang untuk bisa tidurpun sangat susah.
Kenapa kita lebih mementingkan ego kita dan lebih condong untuk memperbaiki diri kita sendiri yang memang diri kita sudah merasa baik2 saja?. Padahal tetangga kita masih ada yang merasakan keresahan serta kegelisahan penindasan yang tak pernah berakhir!
Tuhan bukankah di dalam kitab al-qur'anmu mengajarkan kita untuk bisa menjaga hubungan antar sesama, untuk bisa saling melindungi satu sama yang lainya, untuk bisa menyambung tali silaturrahmi, Untuk bisa saling menyayangi sesama umat, untuk bisa saling mengerti antar sesama, untuk bisa saling berbagi dan
untuk bisa saling menjaga Alam ini dengan sebaik-baiknya dan masih banyak lagi yang lainya. Yang berkaitan dengan kehidupan di dalam kitab suci Al-qur'an.
Tapi mengapa orang-orang saat ini saling meng "Homo homoni lupus" (Manusia memangsa manusia lainya). Ada seorang yang hafal ayat per ayat namun tak mempraktekanya sebagaimana mestinya, Ada juga seorang yang Selalu taat beribadah kepadamu tiap pagi siang sampai malam setiap harinya, namun ia lupa bahwa Hubungan dengan sesama manusia (Hablumminanas) merupakan langkah awal untuk dapat mengetuk pintu surgamu.
Tuhan malam ini kumerenung diri.
Sungguh Malang sekali nasibku ini, Sebelum ku menindakkan langkah kakiku untuk dapat mengetahui semua problematika.
Aku masih suka berhura-hura, Aku masih bisa tidur dengan nyenyak, aku masih bisa makan dengan nikmat. Dan masih banyak lagi lainya.
Namun saat ini setelah aku melihat tetangga2ku, saudara2ku, teman2ku masih merasakan kegersangan serta keresahan.
aku tersadar, Bahwa hidupku yang seperti itu merupakan kesalahan terbasar dalam kehidupan.
Malam ini juga Kuratakan keningku dan kuhempaskan mulutku ke tanah ini. Ku ucapkan dengan sekeras-kerasnya Aku adalah tanah yang telah dikasih nyawa, yang di takdirkan untuk menyaksikan kebesaran-kebesaranya.
Yang di perintahkan untuk mentaati semua pedoman dari kitabnya, walau terkadang ku masih sering mengingkarinya. Tak apalah sebab aku yakin tuhan itu maha asyik.
Malam yang sangat panjang yang tak pernah usai, saatku merebahkan seluruh keresahan - keresahan yang terjadi pada diriku.
Dan mungkin esok, lusa nanti akan ku langkahkan kaki ini lebih jauh lagi.