Moment Ngopi Pagi ini
Secarik kertas ku dapati
Secangkir tinta hitam melekat
Terbuai dalam satu irama
Langit Tampak cerah
Kabut bergemuruh diatmosfer
Awan-awan congkak berbelitan
Berwarna putih dan hitam
Ku tuangkan serbuk-serbuk kopi sedikit demi sedikit
Ku tuangkan sumber air yang hangat
Ku seduh 12 kali seduhan dengan rasa hampar bergelora
Ku aduk sampai rata hingga terbias digelas kaca
Membicarakan rasa, berarti membicarakan hati
Membicarakan hati, berarti membangkitkan nurani
Adakah orang-orang perduli tentang hal ini
Sedemikian orang-orang teebelit dalam masalahnya
Lalu dua cahaya fajar mentari terbuai
Terbebani oleh rasa yang begitu amat memilukan
Berjuang merupakan suatu hal yang mutlak
Berkumpul merupakan suatu keharusan
Kemarilah kuceritakan berbagai macam penderitaan
Penderitaan yang tak ada habisnya
Benaluh yang tak pernah pudar
Kini ia bermain-main dengan kehidupan
Rabu, 29 November 2017
Rabu, 25 Oktober 2017
Keresahan ku
Kenapa kita masih suka berhura-hura?. Sedangkan tetangga kita masih ada yang kelaparan.
Kenapa kita masih bisa tidur dengan nyenyak?. Sedangkan tetangga kita masih ada yang untuk bisa tidurpun sangat susah.
Kenapa kita lebih mementingkan ego kita dan lebih condong untuk memperbaiki diri kita sendiri yang memang diri kita sudah merasa baik2 saja?. Padahal tetangga kita masih ada yang merasakan keresahan serta kegelisahan penindasan yang tak pernah berakhir!
Tuhan bukankah di dalam kitab al-qur'anmu mengajarkan kita untuk bisa menjaga hubungan antar sesama, untuk bisa saling melindungi satu sama yang lainya, untuk bisa menyambung tali silaturrahmi, Untuk bisa saling menyayangi sesama umat, untuk bisa saling mengerti antar sesama, untuk bisa saling berbagi dan
untuk bisa saling menjaga Alam ini dengan sebaik-baiknya dan masih banyak lagi yang lainya. Yang berkaitan dengan kehidupan di dalam kitab suci Al-qur'an.
Tapi mengapa orang-orang saat ini saling meng "Homo homoni lupus" (Manusia memangsa manusia lainya). Ada seorang yang hafal ayat per ayat namun tak mempraktekanya sebagaimana mestinya, Ada juga seorang yang Selalu taat beribadah kepadamu tiap pagi siang sampai malam setiap harinya, namun ia lupa bahwa Hubungan dengan sesama manusia (Hablumminanas) merupakan langkah awal untuk dapat mengetuk pintu surgamu.
Tuhan malam ini kumerenung diri.
Sungguh Malang sekali nasibku ini, Sebelum ku menindakkan langkah kakiku untuk dapat mengetahui semua problematika.
Aku masih suka berhura-hura, Aku masih bisa tidur dengan nyenyak, aku masih bisa makan dengan nikmat. Dan masih banyak lagi lainya.
Namun saat ini setelah aku melihat tetangga2ku, saudara2ku, teman2ku masih merasakan kegersangan serta keresahan.
aku tersadar, Bahwa hidupku yang seperti itu merupakan kesalahan terbasar dalam kehidupan.
Malam ini juga Kuratakan keningku dan kuhempaskan mulutku ke tanah ini. Ku ucapkan dengan sekeras-kerasnya Aku adalah tanah yang telah dikasih nyawa, yang di takdirkan untuk menyaksikan kebesaran-kebesaranya.
Yang di perintahkan untuk mentaati semua pedoman dari kitabnya, walau terkadang ku masih sering mengingkarinya. Tak apalah sebab aku yakin tuhan itu maha asyik.
Malam yang sangat panjang yang tak pernah usai, saatku merebahkan seluruh keresahan - keresahan yang terjadi pada diriku.
Kenapa kita masih bisa tidur dengan nyenyak?. Sedangkan tetangga kita masih ada yang untuk bisa tidurpun sangat susah.
Kenapa kita lebih mementingkan ego kita dan lebih condong untuk memperbaiki diri kita sendiri yang memang diri kita sudah merasa baik2 saja?. Padahal tetangga kita masih ada yang merasakan keresahan serta kegelisahan penindasan yang tak pernah berakhir!
Tuhan bukankah di dalam kitab al-qur'anmu mengajarkan kita untuk bisa menjaga hubungan antar sesama, untuk bisa saling melindungi satu sama yang lainya, untuk bisa menyambung tali silaturrahmi, Untuk bisa saling menyayangi sesama umat, untuk bisa saling mengerti antar sesama, untuk bisa saling berbagi dan
untuk bisa saling menjaga Alam ini dengan sebaik-baiknya dan masih banyak lagi yang lainya. Yang berkaitan dengan kehidupan di dalam kitab suci Al-qur'an.
Tapi mengapa orang-orang saat ini saling meng "Homo homoni lupus" (Manusia memangsa manusia lainya). Ada seorang yang hafal ayat per ayat namun tak mempraktekanya sebagaimana mestinya, Ada juga seorang yang Selalu taat beribadah kepadamu tiap pagi siang sampai malam setiap harinya, namun ia lupa bahwa Hubungan dengan sesama manusia (Hablumminanas) merupakan langkah awal untuk dapat mengetuk pintu surgamu.
Tuhan malam ini kumerenung diri.
Sungguh Malang sekali nasibku ini, Sebelum ku menindakkan langkah kakiku untuk dapat mengetahui semua problematika.
Aku masih suka berhura-hura, Aku masih bisa tidur dengan nyenyak, aku masih bisa makan dengan nikmat. Dan masih banyak lagi lainya.
Namun saat ini setelah aku melihat tetangga2ku, saudara2ku, teman2ku masih merasakan kegersangan serta keresahan.
aku tersadar, Bahwa hidupku yang seperti itu merupakan kesalahan terbasar dalam kehidupan.
Malam ini juga Kuratakan keningku dan kuhempaskan mulutku ke tanah ini. Ku ucapkan dengan sekeras-kerasnya Aku adalah tanah yang telah dikasih nyawa, yang di takdirkan untuk menyaksikan kebesaran-kebesaranya.
Yang di perintahkan untuk mentaati semua pedoman dari kitabnya, walau terkadang ku masih sering mengingkarinya. Tak apalah sebab aku yakin tuhan itu maha asyik.
Malam yang sangat panjang yang tak pernah usai, saatku merebahkan seluruh keresahan - keresahan yang terjadi pada diriku.
Dan mungkin esok, lusa nanti akan ku langkahkan kaki ini lebih jauh lagi.
Kamis, 25 Mei 2017
Mending Bae
soale dioloki bae MENDING BAE wong sekolah tah nengan.
Arep memiangan sing adoh-adoh alias jalan² amber ora keder ya ana maning sing ngoloki, MENDING BAE wong sugih duit tah memiangan bae nengan.
Mundak lagi Smp lagi zamane Seneng - senenge ning Anjas (sanja) , Wis Ora heran baka akeh sing moyoki gah MENDING BAE nengan Wong payu tah sanja.
Wis telung tahun smp terus manjing ning smk Astaga Apan Nemuni Batur Wadon bae gah Nggo Ngerjakna Tugas ya ana bae sg moyoki, MENDING BAE wong enom tah Ketemuan nengan.
Sampe sekien Omongan MENDING BAE dadi pikiran lan rasa suarane kuh gluwer-gluwer bae ning kuping.
Emang bender jare uwong-uwong Urip iku Kudu Urup".
Ora Krasa Saban dina Guyonan-Guyonan Nglantur Terus sekiene dadi Budaya.
Wong Ning Desa Pemikirane Ebat-Ebat Bisa Ngrubah Kultural Sing sedurung-durunge, Kadang Bahasane bae gah wis Sejen-sejen.
Ning Desa Kana-Kana ngarani Gorengan tahu isi bae macem-macem Ana sing brontak, Ana Sing Salome, dll
Emang kien sing diarani beda aran namun tetep bae panganan siji kuen.
Iya Muga-Mugi bae bisa Akur tangga batur lan sedulur, bagena beda pikiran gah tetep siji Menusa sing dueni akal lan ati.
Langganan:
Postingan (Atom)